Kamis, 13 Oktober 2016

Ternayata itu bukan sebuah Kekonyolan

Apa yang konyol?
Apakah sebuah tindakan yang memalukan untuk dilihat?

Mungkin karena aku seorang yang selalu berada pada zona amanku. Aku tak pernah melihat dunia luar yang begitu luas. Hari-hariku hanya melakukan kegiatan biasa yang dilakukan pada seorang anak umumnya. Selalu dirumah, mendapatkan kesenangan, takut mengambil resiko, itulah Aku tapi bukan Aku yang sekarang.

Banyak kisah yang Aku dapatkan pada menjelang dewasa ini, berkenalan dengan orang yang beragam latar belakang. Kisah yang Aku dengar kadang terlihat konyol dan tak mungkin. Kisah itu pun menceritakan pencarian jati diri pada seseorang.

Aku menulis ini terinspirasi oleh kisah temanku. Kisahnya yang menurutku sulit dan kejam. Aku kira kisah seperti itu tak ada di dunia nyata tapi setelah mendengar langsung, aku mulai percaya.

Kisah pencarian jati diri temanku tak lepas dari merantau, tinggal di rumah orang, ditirikan, bahkan mencoba hal-hal yang mengerikan.

Awal kisah sebelum Ia beranjak masuk SMP. Kehidupan sehari-harinya penuh dengan kesenangan bersama kedua orang tuanya. Ia sangat nyaman di zona amannya. Tapi tak disangka kehidupan menyenangkan itu akan berakhir.

Akhir masa SMP, Ibu kandungnya tiada keemudian Ia tinggal bersama ayahnya. Tak lama setelah kepergian ibunya, ayahnya menikahi seorang wanita. Ia pun awalnya biasa saja dengan wanita itu tapi setelah Ia tahu asal mula wanita yang dinikahi ayahnya, kehidupan nyaman Ia berubah.

Ibu barunya sangat membenci Ia ketika Ia tahu kalau ibu barunya dulu adalah selingkuhan ayahnya. Bahkan karena sangat membencinya Ia pun disuruh-suruh, ditidak pedulikan hingga Ia masuk SMA.

Ketika SMA Ia merantau ke rumah saudaranya dan tinggal disana selama SMA. Kiranya ia akan hidup lebih enak, tetapi itu hanya sebuah impian yang tak terjadi. Selama Ia tinggal di rumah saudaranya, Ia lebih ditirikan oleh saudaranya. 

Dirumah itu ada pembantu tetapi aturan yang diterapkan di rumah itu seperti penjara. Makanan untuk saudaranya dimasak oleh pembantu, tetapi Ia harus masak sendiri, tidak boleh mendapatkan makanan yang sama dengan saudaranya. Ketika mencuci Ia pun harus mencuci sendiri. 

Sebuah kenangan yang paling menyakitkan yang Ia ceritakan ketika Ia sakit demam tinggi. Mengetahui Ia sakit, saudaranya hanya memberi kunci motor di meja dan menyuruhnya berobat padahal di luar baru hujan lebat. Kiranya Ia akan di antar mobil oleh saudaranya ternyata tidak, tak ada antar, tak pakai mobil, saat hujan lebat.

Aku mendengar cerita itu hanya dapat bertanya "Benarkah itu saudaramu?", tak menyangka ternyata ada saudara yang tega seperti itu.

Karena tidak betah Ia sering menginap di rumah temannya. Tapi makin lama orang tua temannya tidak nyaman akan kehadiran Ia. Bahkan ibu temannya bertanya kepada Ia "Kamu tidak punya rumah kah?". Ia mulai tidak enak juga dengan teman yang memperbolehkannya menginap di rumahnya. 

Setelah itu hidupnya semakin keras dan sakit. Ia bergabung dengan gang berandalan dan mabuk-mabukan. Kemudian ada masa ketika Ia terjaring razia polisi, Ia pun dipukuli oleh puluhan polisi saat penangkapan. Akhirnya semenjak razia polisi datang Ia mulai tau kalau itu bukan jalan yang benar.

Akhir masa SMA, Ia pun menlanjutkan mencari ilmu ke perguruan tinggi swasta. Ia masuk di jurusan diploma. Kiranya itu akan menjadi sebuah kebangaan tapi ternyata tidak.

Pada saat keluarga besar berkumpul di satu tempat. Di pertemuan itu tak hanya mengisi rasa kangen terhadap saudaranya tetapi juga menjadi waktu yang tepat untuk menyombongkan sesuaatu, Pada pertemuan itu Ia hadir, tapi Ia hanya menjadi sebuah perbincangan yang tidak baik. Membanding-bandingkan Ia dengan saudarnya yang diterima di pelayaran dan Ia hanya diterima diploma di perguran tinggi swasta.

Ia hanya menceritakan sampai itu, Aku pun baru sadar mencari jati diri tiap orang itu memiliki rintangan yang berbeda. Mungkin bagi Aku sangat mudah karena Aku tidak mendapatkan seperti Ia. Aku pikir yang Ia alami adalah  sebuah kekonyolan hidup yang tidak mungkin ada. 

Dari kisah temanku itu Aku juga sedikit mengerti latar belakang bagaimana orang itu masuk ke kategori brandalan. Tak semua brandalan itu berlatar belakang sama, bahkan disana ada seseorang yang terkana ujian hidup yang sangat berat sehingga ia harus memilih jalan itu.

--- END- --

Terimakasih buat teman saya yang membagikan kisahnya ini. Sebelumnya saya meminta maaf karena ada sedikit tambahan-tambahan yang harus saya tulis agar menjaga kerahasiaan kisah aslinya.

Kamis, 29 September 2016

Saya Munafik atau Anda Munafik?

Pengertian Munafik ialah sifat yang menyembunyikan yang buruk dan menampakan yang baik. Adapun dalam pengertian syara’, Munafik adalah orang yang lahirnya beriman padahal hatinya kufur. 

Sering sekali orang mengatakan "Munafik" tapi pernahkah orang itu melihat kedalam dirinya bahwa dirinya juga begitu. Seseorang tidak mungkin dapat melihat munafik seseorang dalam sekilas saja dan dapat memberi kesimpulan bahwa orang ini munafik. Sebenarnya saya disini juga bingung akan munafik ini. 

Mungkin dalam contoh kecil saja dalam Islam, umat yang menganut agama ini diwajibkan untuk shalat tetapi beberapa orang yang saya temui/kenal melakukan kewajiban itu ketika ada teman, bahkan dia tidak melakukannya ketika sedang sendirian.

Apakah itu Munafik?

Atau dalam kasus lain ketika kita akan menghadapi ujian akhir. Lalu kita menjadi wajib ke masjid /tempat sembayang untuk mencari berkah agar besok dapat lancar dalam menghadapi tersebut. Kemudian di hari lain kita jarang sembayang.

Apakah itu Munafik?

Sebenarnya banyak kasus yang dapat diambil agar kita teringat akan apa yang kita lakukan ini benar atau salah. Tetapi kembali ke diri kita sendiri apa ingin dilanjutkan atau tidak. Ketika kita mengambil "TIDAK" dan mengubah kebiasaan kita. Orang sekitar pasti akan mulai membicarak kita di belakang, entah itu baik atau buruk sangka.

Munafik yang dapat diketahui hanyalah kita sendiri bukan orang lain, dan bila orang lain itu menganggap diri kita munafik sebenarnya orang munafik ialah diri mereka sendiri karena ketika orang lain bicara ada 2 pilihan yang mendatangi kita, tanggapi atau acuhkan.

Buat hidup lebih baik tanpa kemunafikan diri yang hanya akan menghancurkan kita. Orang hanya berpendapat dari apa yang dia lihat bukan niat kita. Tak ada kata terlambat. . .

Selasa, 09 Agustus 2016

Nasehat dan Kenyataan Masa Depan

Sering kali kita mendapatkan sebuah nasehat dari orang sekita kita, nasehat memang seperti omongan biasa yang terlihat mustahil tapi sadarkah kalian kalau itu adalah sebuah kenyataan. 

Nasehat sering kali terlontarkan oleh orang lain disekitar kita yang lebih senior. Biasanya orang akan menasehati kita ketika kita membuat sebuah kesalahan. Namun ada juga nasehat yang keluar sebelum kita melakukan kesalahan.

Lalu apa kegunaan dari nasehat. Nasehat berguna sebagai cara ketika kita tidak bisa mengintropeksi diri. Selain itu nasehat juga dapat mengubah pola pikir kita menjadi yang lebih baik.

Dalam menasehati seseorang, Nasehat yang paling susah dipercaya adalah nasehat yang keluar sebelum kita melakukan kesalahan. Kenapa? Contoh dari nasehat yang keluar sebelum adanya kesalahan, "Jangan pernah sekali-kali kau coba Narkoba nanti kau akan menyesal". Ketika kita mendengarnya kita merasa tidak percaya akan kebenarannya sebab kesalahan yang dibuat masih belum terjadi. Di pikiran kita hanya akan terpikirkan sebuah pertanyaan seperti "Apa itu narkoba?", "Kenapa kita tak boleh mencobanya?". Selanjutnya kita akan semakin penasaran dan mencobanya sehingga kesalahan muncul dan terjadi penyesalan.

Sebagai penutup pos ini, aku akan memberitahu dan memperingatkanmu akan suatu hal, "Nasehat hanyalah seperti sampah, berguna atau tidaknya nasehat tergantung anda menyikapinya", intinya sebuah nasehat akan berguna ketika kita menyikapinya dengan benar dan tak hanya lewat begitu saja.